JERNIHNEWS.COM-Pondok Pesantren Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (Ponpes SMPIT) An-Nahl Kabupaten Limapuluh Kota menggelar pelatihan jurnalistik bagi para santrinya, Sabtu (14/12/2024). Para peserta antusias mengikuti pelatihan yang dilangsungkan di ruang Masjid Perguruan An-Nahl itu.
Pelatihan jurnalistik dilaksanakan secara terpisah antara santri putra dan putri. Nara sumber untuk santri putra, Yon Erizon, Pemimpin Redaksi media online Jernihnews.com yang merupakan wartawan kompetensi utama.
Sedangkan narasumber untuk santri putri, Harnina, Humas Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Limapuluh Kota.
Guru SMPIT An Nahl, Ust. Zikri mengatakan kegiatan pelatihan jurnaslitik ini dimaksudkan untuk memperkenalkan kepada para santri tentang dunia jurnalistik atau dunia kewartawanan. Diharapkan para santri ke depan juga bisa menulis berita.
Kegiatan pelatihan jurnalistik untuk santri putra berlangsung cukup antusias. Sebagai pembuka dalam pelatihan, Yon Erizon menampilkan tiga foto orang tanpa keterangan nama atau pun jabatan secara bergantian pada layar infokus.
Foto pertama adalah Gus Miftah yang sejak beberapa waktu terakhir sosoknya begitu viral, baik di media televisi, online, cetak, dan medsos serta lainnya. Ketika ditanyakan kepada para santri. Ternyata semuanya mengenal foto itu, dan langsung serempak menyebut nama "Gus Miftah".
Pengakuan para santri, mereka semua belum pernah berjumpa, ngobrol atau pun bersalaman dengan Gus Miftah. Tapi mereka begitu familiar dengan wajah penda'i itu.
Santri pun diminta menceritakan perihal yang membuat Gus Miftah begitu viral dan menjadi buah bibir di mana-mana. Ternyata mereka dapat menceritakan dengan konprehensif.
Selanjutnya nara sumber menampilkan foto Sunhaji, tanpa keterangan sama sekali. Namun, lagi-lagi semua santri mengenal sosok pria paruh baya tersebut dan dapat menceritakan kisah pelecehan dan penghinaan yang diterima pedagang es teh itu dari Gus Miftah.
Berikutnya, nara sumber menampilkan foto sepertiga wajah Presiden RI Prabowo Subianto. Semua santri juga dapat mengenal foto yang tidak utuh itu dengan baik. "Prabowo," kata para santri.
Kendati semua santri belum pernah bertemu dengan Gus Miftah, Sunhaji dan Presiden Prabowo, tapi santri mengenal wajah mereka dan bisa menceritakan tentang mereka.
Santri pun menyatakan bahwa mereka mengenal ketiga sosok itu melalui berita televisi, media online dan medsos. "Begitulah dahsyatnya berita. Masyarakat dapat mengetahui segala sesuatunya melalui berita. Bahkan berita itu masuk dan tersimpan di memori masing-masing masyarakat," kata Yon Erizon.
Ihsan, Tengku, Bintang, Fairus dan beberapa santri lainnya begitu aktif dalam pelatihan ini. Mereka bersedia maju ke depan untuk menjawab pertanyaan dan bahkan mempraktikkan penulisan berita. Beberapa di antara mereka juga menyampaikan pertanyaan.
Selain menjelaskan tentang pengertian jurnalistik, pengenalan tentang berita dengan konsep 5W + 1H, para santri juga dilatih langsung mempraktikkan penulisan berita.
Bintang, santri kelas IX ketika diminta menulis berita kegiatan pelatihan jurnalistik dapat melakukan dengan baik. Dia dapat menulis judul yang simpel, lugas dan menarik serta menulis lead atau kepala berita.
Sebagai penutup pelatihan jurnalistik dasar yang berlangsung dua jam tersebut, Yon Erizon, berharap para santri bisa menjadikan kemampuan dan keterampilan menulis berita menjadi soft skill atau keahlian tambahan. Kelak, soft skill jurnalistik dapat berguna dalam studi lanjutan atau pun dunia kerja.
Pada bagian lain, nara sumber Harnina, mengatakan antusias santri putri mengikuti pelatihan jurnalistik sangat tinggi. Bahkan dalam pelatihan itu, santri putri dapat menyelesaikan tiga buah berita.
"Alhamdulillah mereka sangat antusias. Tadi ada tiga berita yang bisa mereka tulis. Jadi langsung dipraktikkan," kata Harnina menandaskan. (bintang/erz)